0

AL ATHOR GIRLS



kita cantiiik...kan?? doakan kami agar semaakin SOLEHA..................

Walaupun hanya setengah tahun menemani kalian, saya sangat bangga. Satu hal yang terpetik dari kalian saya adalah KESABARAN. Alloh begitu maha Penyayang, di saat saya mendapat anugerah seorang putri, Alloh memberi jalan agar di kelas ,mungkin agar saya sabar dalam mendidik ANAK.

Satu pesan saya : TETAPLAH SEMANGAT
.

SEMANGAT dalam beribadah
SEMANGAT dalam belajar
SEMANGAT dalam berbuat baik
SEMANGAT dalam menjadi anak soleh dan soleha

we are... we are... the best...
one al athor.....Allohu Akbar yess...
0

Hasanuddin Class


Walaupun hanya 6 bulan, bahkan tidak genap 6 bulan, saya merasa di kelas 7 hasanuddin ini saya diberikan sama Alloh untuk belajar memahami karakter anak yang beranjak puber. Semua murid 33 murid adalah laki-laki dengan segala karakternya masing-masing. Yang membuat saya berbahagia, semua rumah tinggalnya pernah saya kunjungi dan saya sangat berbahagia bertemu mereka dan orang tua mereka....


Jadilah pemuda hebat, nak.... untuk Islamu, orangtuamu, lingkunganmu dan bangsamu....
0

My experience in level ONEEE

Tak kusangka dan tak kuduga .... (seperti lagunya Crisye ya...)
Saya diminta mengajar di kelas 1, dan saya mulai laksanakan !
Terbiasa dengan level besar ( tahun pertama di kelas 8 dan tahun kedua semester 1 di level 5, membuat tantangan terbaru yaitu di kelas 1.
Anank yang lucu-lucu, semua hal ditanyakan, air yang hampir tiap hari ada yang tumpah, bertengkar, bisik-bisikan.... waggghhhh..... ruar biasa....
0

kamila




Khansa Kamila Nur Cahya, lahir di Purwokerto tanggal 10 Oktober 2009. Setelah menikah 5 Oktober 2008, alhamdulillah Kamila menjadi anak pertama yang kami nantikan. Ssat lahir berat bayinya 3.4 kg dan panjnag 49 cm. Sekarang sudah 8 1/2 bulan....
be a good moslem my child.....
0

AL BATANI

NAMA ANAK AL BATANI
Faqih
Dania
Opit
Tata
Eliya
Nanang
Dinda
Fia
Sekar
Afif
Ajeng
Rima
Nufal
Jihan
Kiki
Alifian
Nur
Fathur
Ela
Alya
Fausta
Nisa
Amrina
Hanif
Sherin
Noni
Hamud
Zaim
Aji
Wawan
Qolbi
Azmi
Naufal
Sultan
Barkah
Rizka
Tsana
Yaya
Ota
0

Al Athor

NAMA ANAK AL ATHOR
Adika Rizqi Irfanto
Aditya Rizki Prasetyo
Adnan Syarief
Alfallah Az-Zahwa
Alfi Amalia
Alysia Puspa Kirana
Annisa Ameliana Silvia Mayasari
Aufanisa Nuzula Hardia
Choerunnisa Shafa Nurhaliza
Daffa Nur Muhammad
Dhifulloh Dhiya Ulhaq
Dhiya Muhammad Fahrezha J. Hidayat
Dhyandra Cinta Maharani Mustadi
Fairuz Faisal Basalamah
Febrian Adhi Prasetyo
Felicia Ardhia Regita Farsya
Findha Annisa Amalia
Iqbal Nafis Abiansyah
Listy Tawwabin Putri Pahargyaning Budi
Muhammad Fatih Ahsyan Naufal Hardjuni
Marsekal Dias Sugama
Mohamad
Muhammad Fadlan Aditya
Mutiara Khanza Sukamto
Nabiilah Putri Shafaa
Orchidya Kinanti Ashila Zweiza Ardli
Raihan Amairia Ramadhaan
Rajendra Zaki Revansha
Rindy Luhung Nugroho
Rizal Sani Rahman
Rizqi Fajar Rahmandito
Ronggo Pramudiantoro
Safira Shafa Frichillya
Yumna Maulida Sari
Zaidan Atariq
Zenial Istighfarin
0

Kelas Al Athor


Salam Quantum Student :
KAMI ADALAH MURID YANG TERBAIK
GURU KAMI ADALAH GURU YANG TERBAIK
SEKOLAH KAMI ADALAH SEKOLAH YANG TERBAIK



Sebuah kenangan indah...... bersama anak-anak terhebat
0

Latihan buat Dongeng

Bagi saya menulis memang susah, mungkin karena tidak terbiasa, sebenarnya 14 tahun yang lalu suka menulis, tetapi tidak diasah dan dibiasakan menjadi lumayan tidak gampang. Dongeng ini kutulis sebagai cerita buat Kamila yang pernah juga kuikutkan lomba.....(tapi maaf belum bisa tembus....). Bagi yang ingin silakan saja dengan tidak lupa mencantumkan sumbernya, maturnuwun....

Bangau yang Baik Hati
Di sebuah danau yang bernama Danau Mayana terdapat sekelompok burung bangau. Danau tersebut sangat asri yang dikelilingi tanaman-tanaman yang bunganya berwarna-warni. Di tepinya banyak pohon-pohon yang rindang, sehingga terasa sangat indah tempat itu.
Tersebutlah sekelompok bangau yang indah-indah. Pagi itu semua bangau berkumpul di tepi danau dekat sarang mereka. Dema, ketua kelompok bangau memimpin rapat antar bangau tersebut.
‘’Pagi teman-teman? “ Sapa Dema pada teman-temannya.
“Pagi juga Dema.” Jawab para bangau serempak.
“Semoga kalian selalu baik dan selalu rukun.” Lanjut Dema.
“Amiin….” Jawab para bangau yang lagi-lagi, dengan kompak.
Dema tersenyum melihgat tema-temannya begitu kompak. Maka Ia pun membuka pembicaraan, “ Teman-teman, sekarang musim hujan sudah mulai datang, aku berharap kalian bisa menjaga diri kalian sendiri dari akit. Selain itu, dengan datangnya musim hujan tentu danau ini akan meluap airnya dan bahan makanan akan datang bersama dengan banjir dari sungai itu. Aku harap kalian bisa menyimpan persediaan makanan dengan baik.”
“Terima kasih Dema, atas nasihatmu.” Kata Bano.
“Ya, Dema. Kau sangat baik…” tambah Menny.
Tapi, tak semua bangau suka atau kagum pada Dema. Seperti Sano, bangau yang sangat iri karena tidak terpilih menjadi ketua sekelompok bangau di Danau Manaya itu.
“ Walau pun kau tak bilang begitu, aku akan melaksanakannya. Bahkan, aku sedah mulai mengumpulkan makanan dari kemarin-kemarin.” Ujar Sano. Bangau yang congkak dan tak pernah setuju pada apa pun saran Dema. “ Kau lihat saja tubuhku yang indah dan wangi, bahkan rumahku pun paling mewah dan bersih setiap hari. Hai Dema, bukankah rumahmu sangat jelek dan tubuhmu sangat kurus. Sepertinya kau harus banyak melihat rumahku yang bagus dan juga tubuhmu . . . aku rasa kau harus sering makan yang banyak dan bergizi” , imbuh Sano dengan congkaknya..
Para bangau yang merasa kagum pada Dema sangat kesal ketua mereka dijelek-jelekan teman sendiri. Tapi lain halnya dengan Dema.
“Wah Sano, salut buatmu, kau sangat hebat”, puji Dema.
“Aku tidak ingin badanku yang ideal ini menjadi buruk”, kata sano lagi sambil memperlihatkan tubuhnya ke para bagau yang lain.
“Ya.. ya.. Sano kau begitu telaten mengurus tubuhmu. “ Kata Bano.
“Kemudian teman-teman, ada satu hal lagi yang harus aku sampaikan,” Kata Dema.
“Apa itu?” Tanya bangau yang lain.
“Ya..ya.. Lanjutkan Dema!”, sambut bangau yang lain lagi.
“Pekan depan akan aku adakan lomba rumah sehat.” Ujar Dema.
“Maksudmu apa Dema?” Tanya para bangau bersautan begiti tidak sabaran dan penasaran.
“Sebentar teman-teman, sabar dulu.” Kata Dema menengahi keriuhan para bangau. “Maksudku, dalam lomba rumah sehat itu, kalian harus berlomba menjadi bangau yang sehat dan rumah kalian paling bersih, semua rumah dan bangau yang ada di danau ini akan diikutsertakan lomba”.
“Sikap kalian dalam mengatur makanan yang sehat juga akan dinilai. Hanya saja, sewaktu dinilai tidak akan kalian ketahui. Karena lomba ini akan dinilai secara tiba-tiba. Entah itu pagi, siang, sore, atau pun malam.” Kata Dema panjang lebar.
“Wow, Dema! Itu lomba yang menarik.” Kata Menny.
“Dan menantang.” Kata Bano.
“Betul, Menny, aku rasa sudah ada juara satunya, karena aku sangat terbiasa hidup sehat dan rumahku paling bersih.” Kata Sano yang menyombongkan dirinya lagi.
***
Pada suatu sore cuacadi sekitar Danau Manaya begitu mendung. Tak berapa lama kemudian hujan turun. Semua tanah jadi basah dibuatnya. Rerumputan menjadi tergenang air. Sungai kecil yang bermuara ke danau pun meluap airnya. Jadi dengan meluapnya air sungai, pasti akan membuat kedalaman danau naik.
Hujan terus saja menghujani Danau Mayana tanpa ampun. Para bangau yang baru saja rasa beristirahat tiba-tiba saja menjadi bersemangat berebut mencari ikan.
Semua mendapat ikan. Bano yang memang lincah menangkap ikan mendapat jumlah ikan yang paling banyak. Bahkan, ada yang mendapat kepiting dan udang. Berbeda dengan Sano yang malas mencari ikan Karen atakut terkena air hujan yang kotor.
Tiba-tiba Bano berteriak, “Hai… aku dapat ikan besar!” seru Bano.
“Oh ya? Mana ikannya? Coba aku lihat!” sahut Menny.
Setelah melihat ikan baru yang didapat Bano, semuanya terkejut melihat ikan itu. “Wah! Besar sekali Bano.” Ujar bangau lain.
“Ah, kalau begini, aku akan menyimpannya saja.” Kata Bano.
Pagi harinya, sekelompok bangau akan mulai beraktivitas seperti biasanya. Bano kehilangan ikan banyak, termasuk yang paling besar. Bano sedih sekali. Jadilah para bangau berkumpul lagi.
“Sudahlan Bano, jangan sedih, kita akan membantumu.” Kata Dema mencoba menghibur Bano.
“Iya Bano, tenanglah. Kau tahu kita di sini ada untuk bersama.” Kata bangau lain ikut menghibur.
“Terima kasih sobat-sobatku, aku sangat penasaran dengan ikan itu. Ikan itu besar, tapi sepertinya dia sedang sakit. Tapi aku tak tahu apa sakitnya. Aku ingin merawatnya.” Kata Bano.
Sehari semalam, ikan Bano tidak ditemukan. Bano hanya bisa pasrah tetapi tetap berusaha mencari, kalau-kalau ada ikannya menyangkut di tepi danau lain.
***
Lomba rumah sehat pun sedang mulai berjalan. Seiringnya hujan dan adanya kasus kehilangan ikan Bano membuat sekelompok bangau lupa akan adanya lomba rumah sehat yang diadakan Dema. Dema tahu akan hal ini. Namun, dia akan tetap menjalankan rencananya.
Semua rumah dan penghuninya sudah Dema kunjungi dan sudah ia nilai. Kini tibalah Dema mengunjungi rumah Sano.
“Sano, bolehkah aku masuk?” Tanya Dema sopan setelah berada di depan rumah Sano.
“Oh kau, Dema. Ya, silahkan masuk.” Jawab Sano dari dalam rumah.
“Hai, sobat. Sepertinya dua hari ini kau tak terlihat ada bersama teman-teman. Apakah kau sakit?” Tanya Dema penuh perhatian.
“Iya. Aku sakit.” Jawab Sano.
“Sakit apa?”
“Tak tahu. Perutku selalu mulas dari dua hari terakhir.”
“Loh? Mengapa bisa begitu? memangnya kau habis makin apa? Bukankah kau selalu menjaga pola makan sehatmu?” Dema semakin penasaran.
“Iya, Dema. Itu semua memang salahku sendiri.” Kata Sano sambil menundukkan wajahnya. “Maafkan aku, Dema. Aku…aku…akulah yang mengambil ikan-ikan Bano. Aku lapar tapi kemarin lusa sangat malas mengambil ikan-ikan itu.” Aku Sano selanjutnya.
“Astaga, Sano! Jadi kau pelakunya? Kenapa kau berbuat seperti itu? ” Kata Dema yang tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.
“Waktu hujan kemarin, dan saat para bangau menangkap ikan, aku melihat ikan yang ditangkap Bano sangat besar. Aku sangat iri akan itu. Jadi aku mencurinya dari rumah Bano saat dia terlelap. Lalu aku masak ikan itu. Aku tak tahu kalau ikan itu sakit atau sehat. Aku makan saja ikannya. Kalau begitu memang aku memang yang salah.” Kata Sano penuh penyesalan.
“Kau tahu Sano? Kata Bano memang ikan itu sedang sakit. Dan ia pun tak thu sakit apa ikan itu.” Jelas Dema.
“Oh begitu ya? Berarti aku memang keracunan. Maafkan aku Dema. Aku mengakui perbuatan salah ini.” Ucap Sano.
Mendengar seperti itu Dema tersenyum, “Sano, kau tak usah minta maaf padaku. Ada teman kita yang seharusnya kau mintai maaf, Bano. Kau tau? Perbuatanmu membuat hati Bano sedih bukan main.”
“Kau benar, Dema. Tapi, aku tak bisa apa-apa sekarang. Lihat, bangun saja aku tak bisa.” Keluh Sano.
“Oh, ya sudah. Kau istirahat saja di rumah. Nanti biar aku yang menjelaskan pada Bano. Ia pasti akan mengerti dan memaafkanmu.” Saran Dema.
“Terima kasih, Dema. Kau memang pemimpin yang baik hati. Maafkan aku ya, selama ini aku selalu menentang kebijakanmu. Aku berjanji tak akan sombong lagi.” Kata Sano.
Dema pun berpamitan pada Sano dan mulai mengunjungi Bano. Setelah bertemu Bano, ia menjelaskan apa yang dilakukan Sano dan apa yang terjadi padanya sekarang. Memang benar kata Dema, setelah diberi penjelasan apa adanya, Bano tak marah, bahkan ia sudah mengikhlaskan ikan tersebut. Dan tentu saja, sudah memaafkan perbuatan Sano itu.
***
Esok harinya, Dema kembali mengumpulkan teman-temannya di tempat biasa. Untuk kali ini acaranya adalah pengumuman lomba rumah sehat yang diadakannya beberapa waktu yang lalu.
Setelah sambutan dari Dema, ia langsung bicara pada intinya.
“Baik teman-teman semua, kali ini aku akan mengumumkan siapa pemenang lomba rumah sehat.” Kata Dema.
Suasana langsung tegang menantikan hasilnya.
“Aku telah mngunjungi kalian satu per satu dan menilai. Perlu diketahui, aku menilai dengan cara adil. Tak ada yang aku kurangi atau aku tambahkan nilainya.”
“Sudah Dema, umumkan saja siapa pemenangnya. Kita sudah tak sabar.” Pinta Memmy.
“Baiklah. Pemenangnya adalah…………… BANO!!” Teriak Dema.
Suasana yang tadinya tegang jadi ramai karena bunyi tepuk tangan dan ucapan selamat pada Bano. Bano yang tak menyangka dirinyalah yang akan menang, hanya bisa tersenyum bahagia.
“Kau tahu, Bano? Kau memang sangat pantas memenangkan ini. Kau bangau yang hebat. Aku mengakui kau bangau yang paling bisa menjaga lingkungan.” Kata Memmy.
Ucapan serupa pun dilontarkan bangau yang lain. Setelah suasana agak tenang, Bano diminta untuk maju supaya bisa menerima hadiah dari Dema. Bano merasa bahagia bisa mendapat hadiah itu. Dan semuanya kembali bertepuk tangan untuk Bano. Sano pun ikut menyaksikan acara itu dan meminta maaf kepada Bano dan seluruh Bangau yang lain atas sikapnya.
***
 
Copyright © Yunika Velya's Blog